Rabu, 26 September 2012


DAFTAR ISI


DAFTAR ISI....................................................................................................  1

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar belakang........................................................................................................            2             
B.      Tujuan........................................................................................................................             2


BAB II PEMBAHASAN
A.      Konsep iman........................................................................................................................... 3
1)     Iman adalah tashdiq......................................................................................          3
2)     Iman adalah tashdiq dan ikrar..................................................................        4
3)     Iman adalah tashdiq, ikrar dan perbuatan..........................................      5
B.      Konsep kufr...............................................................................................................           6
4)     Jenis jenis kufr..................................................................................................           6

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan................................................................................................................           8


DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................     10












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Persoalan yang timbul dalam islam adalah masalah iman dan kufr. Persoalan itu pertama kali dimunculkan oleh kaum khawarij ketika mencap kafir sejumlah tokoh sahabat nabi SAW yang dianggap telah berbuat dosa besar, antara lain Ali bin Abi Ahalib, Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Abu Hasan al Asy ari, dan lain lain. Masalah ini lalu dikembangkan oleh kaum khawarij dengan tesis utamannya bahwa setiap pelaku dosa besar adalah kafir.
            Aliran lain seperti murji’ah, mu’tazilah, Asy’ariyah dan maturidiyah turut ambil bagian dalam masalah tersebut bahkan tidak jarang terdapat  perbedaan pendapat diantara pengikut masing masing aliran.
Perbincangan konsep iman dan kufr menurut tiap tiap aliran teologi islam, sering sekali menitik beratkan pada satu aspek saja, yaitu iman atau kufr, lebih jelasnya akan dibahasa dalam makalah ini.
B.    Tujaun
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah ilmu kalam disamping untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas tentang  pemikiran pemikiran dalam aliran aliran ilmu kalam dan bisa menentukan mana yang terbaik bagi kita.

Bab II
Pembahasan

A.    Konsep Iman
Para mutakalim secara umum merumuskan unsur unusr iman tediri dari darial – tashdiq bi al qalab, al – iqrar bi al – lisan, dan al – amal bi al – jawarih. Ada yang berpendapat unsur ketiga dengan istilah yan lain ; al – amal bi al- arakan yang membawa maksud melaksanakan rukun rukun islam.
Jika dilihat dari asal bahasa iman berasal dari bahasa arab yang berarti membenarkan, dan dalam bahasa indonesia berarti percaya yaitu sebuah kepercayaan dalam hati dan membenarkan adanya Allah SWT itu benar benar ada serta membenarekan dan mengamalkan semua yang diajarkan oleh  nabi Muhammad SAW dan mempercayai rasul rasul sebelum beliau. Seperti yang telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis shaih yang diriwaytkan oleh imam Muslim. Beliau bersabda :
الايمانعقدبالقلب واقرارباللسان وعمل بالاركان.
"  al-imaanu ‘aqdun bil qalbi, wa iqraarun bil lisaani, wa’amalun bilarkaani”.
Artinya : Iman adalah mengi’tikadkan dengan yakin di dalam hati, dan mengikrarkan dengan lisan serta mengerjakan dengan anggota.
            Iman merupakan inti dari peribadatan tanpa ada keimanan sangat mustahil seseoran dapat membenarkan Allah SWT. Dan kemudian dalam kajian atau pembahsan tauhid / kalam konsep iman dan kufr dapat dipilih menjadi tiga pendapat yakni :
1)    iman adalah tashdiq di dalam hati.
            Menurut konsep ini iman dan kufr semata mata adalah urusan hati, bukan terlihat dari luar. Jika seseoran telah tashdiq ( membenarkan / meyakini ) akan adanya Allah ia sudah dapat disebut sudah beriman sekaligus perbuatannya tidak seseuai  dengan tuntunan ajaran agama. Konsep imana seperti ini di anut oleh murjiah sebagian penganut jahmiah dan sebagian kecil asy’ariah.[1]
Ø  Murjiah
            Golongan ini muncul  ditengah memuncaknya tentang perdebatan pelaku dosa besar, ditengah perdebatan seperti itulah golongan ini muncul dengan berpendapat bahwa dosa tidak akan merusak keimanan seseorang sebagaiman ketaatan tidak memberi manfaat bagi orang yang kafir. Diantara pendukun gpemahaman ini  ada  yang berpendapat persoalan dosa bersar deserahkan pada Allah pada hari kiamat nanti, golongan ini juga berpendapat yakni pendosa tidak akan kekal di neraka, walaupun mereka mengatakan bahwa pendosa itu  akan disiksa dengan ukuran tertentu dan mungkin kemudian Allah akan memaafkannya dan menaunginya dengan rahmatya. [2]
Ø  Asy’ariah
            Golongan ini berpendapat barang siapa yang mengerjakan salah setu dosa besar dan menganggap sebagai perbuatan yang halal serta tidak mempercayai keharamannya, maka barulah ia menjadi kafir.
2)    Iman adalah tashdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah.
            Dengan kata lain seseorang bisa disebut beriman jika ia mempercayai didalam hati akan keberadaan Allah dan mengikrarkannya ( mengucapkan ) kepercayaan itu dengan lidah, konsep ini juga tidak menghubungkan iman dengan amal perbuatan manusia, yang pernting tashdiq dalam hati dan ikrar. Konsep ini sebagian dianut oleh pengikut maturidiah.
3)    Iman adalah tashdiq didalam hati, ikrar dengan lidah dan dibuktikan dengan perbuatan.
            Konsep ketiga ini mengkaitkan perbuatan manusai dengan iman,karena itu keimanan seseoran ditentukan dengan amalannya. Konsep ini dianut oleh mu’tazilah, khawarij dan lain lain.
            Dari beberap urain diatas ada juga beberpa yang mendefinisakan pengertin dari iman yakni ;
1.      Iman berarti pembenaran atau keprcayaan akan adanya tuhan dan ajaran–ajarannya.
2.      Iman berarti mensyukuri nikmat tuhan.
3.      Iman berarti menerima hidayat ( petunjuk ) dari tuhan atu memilih jalan yang benar.
4.      Imana dapatdianggap sinonim dnegan takwa, sedangkan takwa unsur sentral dari iman dalam al –  Qur’an.
5.      Iman berarti menjauhkan sifat kesombongan, keangkuhan dan semacamnya.[3]


B.    Konsep Kufr Atau Kafir
            Dalam segi bahsa kufr mengandung arti menutupi. Malam disebut kafir, karena ia sering menutupi benda benda dengan kegelapannya. Awan juga bisa disebut kafir karena ia menutupi matahari demikian juga dengan petani yang menutupi benih dengan tanah.
            Secara istilah ( terminologi islam ) para ulama tidak sependapat dengan menetapkan batasan kafir sebagaiman mereka berbeda pendapat dalam batasan iman. Kalau iman diartikan dengan “pembenaran” (al – ahdiq) terhadap Allah dan Rasul berikut  dengan ajaran – ajarannya maka kufr diartikan dengan “pendustaan” ( al – takhdhid ) terhadap Allah serta Rasul beserta ajaranny.
Aklan tetapi kaum mu’tazilah mengatakan bahwa iman tidaklah cukup dengan tashdiq (pembenaran) atau ma’rifat ( pengetahuan ) saja, lebih dari itu iman adalah amal sebagai akibat dari ma’rifat kepada tuhan, dengan kata lain iman bagi mereka melaksanakan perinth tuhan dan secara implisit meninggalkan larangannya.
            Kalau iman berarti amal atau melaksanakan perintah tuahan,  maka secara logis kifr meninggalkan amlan atau perintnya. Akan tetapi mu’tazilah idak berpendapat demikian, mereka mengatakan bahwa orang yang meninggalkan perintah atau melakukan pelanggran khususnya yang berakibat dosa besar tidaklah disebut kafir atau mukmin melainkan fasiq.[4]
            Kufr pada dasarnya merupakan antisesis dari iman sedangkan iman adalah bagian dari aspek yang paling pokok dan fundamental.[5]
4)    Adapun jenis jenis kufr antara lain ;
1.      Kufr al – juhud yang terdiriatas dua macam yakni ;
a.       Juhud terhadap tuhan, tidak percaya akan adanya tuhan, surga, neraka dan lain lain dan penganutnya disebut zindiq atau dahryy.
b.       Juhud terhadap ajaran ajaran tuhan dalam keadaan tahu bahwa apa yang diinginkanya itu adalah kebenaran yang berasala dari tuhan.
2.      Kufr al – ni’am ( kafir nikmat ) yakni tidak mensyukuri nikmat tuhan dan menggunakan nikmat yang diberikan pada hal hal yang tidak diridoinya.
3.      Kufr dalam arti meninggalakan perintah Allah.
4.      Kufr al – baru ‘at berlepas dari satuhal atau peristiwa.
            Pembagian lain mengenai jenis jenis kufr yan gdi ungkapkan oleh Ibn Munzar Al – Nasri (1232-1311M) ia menyebutkan ada delapan jenis kufr antara lain ;
1.      Kufr al – inkar yakni mengingkari tuhan dengan hati dan lidah dan tidak mengenal tuhan.
2.      Kufr al – juhud yakni meyakini tuhan dengan hati dan tidak mengikrarkannya dengan lidah.
3.      Kufr al – mu anadat yaitu mengenal tuhan dengan hati meyakininya dengan lidah tetapi tetaoi tidak mau menjadikannya keyakinan karena ada rasa permusuhan, dengki dan sebagainya.
4.      Kufr al – nifaq mangakui ( tuhan, rasul dan ajarannya ) dengan lidah tetapi mengingkarinya dnegan hati.
5.      Kufr dalam arti syirik yakni mempersekutukan tuhan dengan sesuatu.
6.      Kufr al – ni’mat.
7.      Kufr al – irtidad ( murtad ) yakni keluar dari islam.
8.      Kufr al – bara’at.[6]


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpilan

            Dari beberapa pemaparan diatas, serta segala penjelasan penjelasan, dan kami dapat mengambil kesimpulan yaitu iman merukan satu bentuk urusan hati yan gmendoron gseseorang melakukan amaliah amaliah sertaiman merupakan dasar atau pondasi seseoaran untuk dapat dekat dengan Allah. Kufr juga merupakan ketidak percayaan terhadapa Allah SWT berarti segala kekuasaan-Nya. Sehingga kufr merupakan satu  berntuk urusan hati dan dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang tercela.
            Berdasarkan parabandingan yang telah dikemukakan, nampak jelas konsep iman kufr menurut prespektif aliran dalam teologi. Pada mulanya koinsep ilmu kalam dalam pembahasan iman dan kufr agak sederhana, seperti yang terdapat dikalangan khawarij dan murjiah, tetapi kemudian pembahasannya lebih terperinci. Hal ini terjadi setelah datangnya tingkatan perkembangan kemauan berfikir dan penelitian dari tokoh tokoh mu’tazilah.


Daftar pustka

Ø Konsep kufr dalam al – qur’an,DR. Hriffudin Cawidu,cet_1

Ø Aliran politik dan aqidah dalam islam,Prof,DR. Imam Muhammad Abu Zahra,cet_1

Ø Google.com



[1]  www.google.com
[2] Aliran politik dan akidah dalam islam, Prof.DR. Imam Muhammad abu zahra,cet­­_1,hal 147
[3] Konsep kufur dalam al – qur’an, DR. Harifuddin Cawidu,cet­_1,hal 16
[4] konsep kufur dalam al – qur’an,DR Harifuddin Cawidu,cet­­_1,hal 7
[5] Ibid hal 6
[6] Ibid 104