Konsep Iman & Konsep Kafir Dalam Islam
Jumat, 16 November 2012
Rabu, 26 September 2012
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang........................................................................................................ 2
B.
Tujuan........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep iman........................................................................................................................... 3
1)
Iman adalah tashdiq...................................................................................... 3
2)
Iman adalah tashdiq dan ikrar.................................................................. 4
3)
Iman adalah tashdiq, ikrar dan perbuatan.......................................... 5
B. Konsep kufr............................................................................................................... 6
4)
Jenis jenis kufr.................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Persoalan
yang timbul dalam islam adalah masalah iman dan kufr. Persoalan itu pertama
kali dimunculkan oleh kaum khawarij ketika mencap kafir sejumlah tokoh sahabat
nabi SAW yang dianggap telah berbuat dosa besar, antara lain Ali bin Abi
Ahalib, Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Abu Hasan al Asy ari, dan lain lain. Masalah
ini lalu dikembangkan oleh kaum khawarij dengan tesis utamannya bahwa setiap
pelaku dosa besar adalah kafir.
Aliran lain
seperti murji’ah, mu’tazilah, Asy’ariyah dan maturidiyah turut ambil bagian
dalam masalah tersebut bahkan tidak jarang terdapat perbedaan pendapat diantara pengikut masing
masing aliran.
Perbincangan konsep iman dan kufr menurut tiap tiap aliran teologi
islam, sering sekali menitik beratkan pada satu aspek saja, yaitu iman atau
kufr, lebih jelasnya akan dibahasa dalam makalah ini.
B.
Tujaun
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah ilmu
kalam disamping untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa agar mempunyai wawasan
yang luas tentang pemikiran pemikiran
dalam aliran aliran ilmu kalam dan bisa menentukan mana yang terbaik bagi kita.
Bab
II
Pembahasan
A.
Konsep Iman
Para
mutakalim secara umum merumuskan unsur unusr iman tediri dari darial – tashdiq
bi al qalab, al – iqrar bi al – lisan, dan al – amal bi al – jawarih. Ada yang
berpendapat unsur ketiga dengan istilah yan lain ; al – amal bi al- arakan yang
membawa maksud melaksanakan rukun rukun islam.
Jika dilihat
dari asal bahasa iman berasal dari bahasa arab yang berarti membenarkan, dan
dalam bahasa indonesia berarti percaya yaitu sebuah kepercayaan dalam hati dan
membenarkan adanya Allah SWT itu benar benar ada serta membenarekan dan
mengamalkan semua yang diajarkan oleh
nabi Muhammad SAW dan mempercayai rasul rasul sebelum beliau. Seperti
yang telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis shaih yang
diriwaytkan oleh imam Muslim. Beliau bersabda :
الايمانعقدبالقلب واقرارباللسان وعمل بالاركان.
" al-imaanu ‘aqdun bil qalbi, wa iqraarun bil
lisaani, wa’amalun bilarkaani”.
Artinya : Iman adalah mengi’tikadkan dengan yakin di dalam hati, dan
mengikrarkan dengan lisan serta mengerjakan dengan anggota.
Iman merupakan inti dari peribadatan
tanpa ada keimanan sangat mustahil seseoran dapat membenarkan Allah SWT. Dan
kemudian dalam kajian atau pembahsan tauhid / kalam konsep iman dan kufr dapat
dipilih menjadi tiga pendapat yakni :
1)
iman adalah
tashdiq di dalam hati.
Menurut konsep ini iman dan kufr
semata mata adalah urusan hati, bukan terlihat dari luar. Jika seseoran telah
tashdiq ( membenarkan / meyakini ) akan adanya Allah ia sudah dapat disebut
sudah beriman sekaligus perbuatannya tidak seseuai dengan tuntunan ajaran agama. Konsep imana
seperti ini di anut oleh murjiah sebagian penganut jahmiah dan sebagian kecil
asy’ariah.[1]
Ø Murjiah
Golongan ini muncul ditengah memuncaknya tentang perdebatan
pelaku dosa besar, ditengah perdebatan seperti itulah golongan ini muncul
dengan berpendapat bahwa dosa tidak akan merusak keimanan seseorang sebagaiman
ketaatan tidak memberi manfaat bagi orang yang kafir. Diantara pendukun
gpemahaman ini ada yang berpendapat persoalan dosa bersar
deserahkan pada Allah pada hari kiamat nanti, golongan ini juga berpendapat
yakni pendosa tidak akan kekal di neraka, walaupun mereka mengatakan bahwa
pendosa itu akan disiksa dengan ukuran
tertentu dan mungkin kemudian Allah akan memaafkannya dan menaunginya dengan
rahmatya. [2]
Ø Asy’ariah
Golongan ini berpendapat barang
siapa yang mengerjakan salah setu dosa besar dan menganggap sebagai perbuatan
yang halal serta tidak mempercayai keharamannya, maka barulah ia menjadi kafir.
2)
Iman adalah
tashdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah.
Dengan kata lain seseorang bisa
disebut beriman jika ia mempercayai didalam hati akan keberadaan Allah dan
mengikrarkannya ( mengucapkan ) kepercayaan itu dengan lidah, konsep ini juga
tidak menghubungkan iman dengan amal perbuatan manusia, yang pernting tashdiq
dalam hati dan ikrar. Konsep ini sebagian dianut oleh pengikut maturidiah.
3)
Iman adalah
tashdiq didalam hati, ikrar dengan lidah dan dibuktikan dengan perbuatan.
Konsep ketiga ini mengkaitkan
perbuatan manusai dengan iman,karena itu keimanan seseoran ditentukan dengan
amalannya. Konsep ini dianut oleh mu’tazilah, khawarij dan lain lain.
Dari beberap urain diatas ada juga
beberpa yang mendefinisakan pengertin dari iman yakni ;
1. Iman berarti
pembenaran atau keprcayaan akan adanya tuhan dan ajaran–ajarannya.
2. Iman berarti
mensyukuri nikmat tuhan.
3. Iman berarti
menerima hidayat ( petunjuk ) dari tuhan atu memilih jalan yang benar.
4. Imana
dapatdianggap sinonim dnegan takwa, sedangkan takwa unsur sentral dari iman
dalam al – Qur’an.
5. Iman berarti
menjauhkan sifat kesombongan, keangkuhan dan semacamnya.[3]
B.
Konsep Kufr Atau Kafir
Dalam segi bahsa kufr mengandung
arti menutupi. Malam disebut kafir, karena ia sering menutupi benda benda
dengan kegelapannya. Awan juga bisa disebut kafir karena ia menutupi matahari
demikian juga dengan petani yang menutupi benih dengan tanah.
Secara istilah ( terminologi islam )
para ulama tidak sependapat dengan menetapkan batasan kafir sebagaiman mereka
berbeda pendapat dalam batasan iman. Kalau iman diartikan dengan “pembenaran” (al
– ahdiq) terhadap Allah dan Rasul berikut
dengan ajaran – ajarannya maka kufr diartikan dengan “pendustaan” ( al –
takhdhid ) terhadap Allah serta Rasul beserta ajaranny.
Aklan tetapi
kaum mu’tazilah mengatakan bahwa iman tidaklah cukup dengan tashdiq (pembenaran)
atau ma’rifat ( pengetahuan ) saja, lebih dari itu iman adalah amal sebagai
akibat dari ma’rifat kepada tuhan, dengan kata lain iman bagi mereka
melaksanakan perinth tuhan dan secara implisit meninggalkan larangannya.
Kalau iman berarti amal atau
melaksanakan perintah tuahan, maka
secara logis kifr meninggalkan amlan atau perintnya. Akan tetapi mu’tazilah
idak berpendapat demikian, mereka mengatakan bahwa orang yang meninggalkan perintah
atau melakukan pelanggran khususnya yang berakibat dosa besar tidaklah disebut
kafir atau mukmin melainkan fasiq.[4]
Kufr pada dasarnya merupakan
antisesis dari iman sedangkan iman adalah bagian dari aspek yang paling pokok
dan fundamental.[5]
4)
Adapun jenis
jenis kufr antara lain ;
1. Kufr al –
juhud yang terdiriatas dua macam yakni ;
a.
Juhud terhadap tuhan, tidak
percaya akan adanya tuhan, surga, neraka dan lain lain dan penganutnya disebut
zindiq atau dahryy.
b.
Juhud terhadap ajaran ajaran
tuhan dalam keadaan tahu bahwa apa yang diinginkanya itu adalah kebenaran yang
berasala dari tuhan.
2. Kufr al –
ni’am ( kafir nikmat ) yakni tidak mensyukuri nikmat tuhan dan menggunakan
nikmat yang diberikan pada hal hal yang tidak diridoinya.
3. Kufr dalam
arti meninggalakan perintah Allah.
4. Kufr al –
baru ‘at berlepas dari satuhal atau peristiwa.
Pembagian lain mengenai jenis jenis
kufr yan gdi ungkapkan oleh Ibn Munzar Al – Nasri (1232-1311M) ia menyebutkan
ada delapan jenis kufr antara lain ;
1. Kufr al –
inkar yakni mengingkari tuhan dengan hati dan lidah dan tidak mengenal tuhan.
2. Kufr al –
juhud yakni meyakini tuhan dengan hati dan tidak mengikrarkannya dengan lidah.
3. Kufr al – mu
anadat yaitu mengenal tuhan dengan hati meyakininya dengan lidah tetapi tetaoi
tidak mau menjadikannya keyakinan karena ada rasa permusuhan, dengki dan
sebagainya.
4. Kufr al –
nifaq mangakui ( tuhan, rasul dan ajarannya ) dengan lidah tetapi
mengingkarinya dnegan hati.
5. Kufr dalam
arti syirik yakni mempersekutukan tuhan dengan sesuatu.
6. Kufr al –
ni’mat.
7. Kufr al –
irtidad ( murtad ) yakni keluar dari islam.
8. Kufr al –
bara’at.[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpilan
Dari beberapa pemaparan diatas,
serta segala penjelasan penjelasan, dan kami dapat mengambil kesimpulan yaitu
iman merukan satu bentuk urusan hati yan gmendoron gseseorang melakukan amaliah
amaliah sertaiman merupakan dasar atau pondasi seseoaran untuk dapat dekat
dengan Allah. Kufr juga merupakan ketidak percayaan terhadapa Allah SWT berarti
segala kekuasaan-Nya. Sehingga kufr merupakan satu berntuk urusan hati dan dapat mendorong seseorang
untuk melakukan perbuatan yang tercela.
Berdasarkan parabandingan yang telah
dikemukakan, nampak jelas konsep iman kufr menurut prespektif aliran dalam
teologi. Pada mulanya koinsep ilmu kalam dalam pembahasan iman dan kufr agak
sederhana, seperti yang terdapat dikalangan khawarij dan murjiah, tetapi
kemudian pembahasannya lebih terperinci. Hal ini terjadi setelah datangnya
tingkatan perkembangan kemauan berfikir dan penelitian dari tokoh tokoh
mu’tazilah.
Daftar pustka
Ø Konsep kufr
dalam al – qur’an,DR. Hriffudin Cawidu,cet_1
Ø Aliran
politik dan aqidah dalam islam,Prof,DR. Imam Muhammad Abu Zahra,cet_1
Ø Google.com
Langganan:
Postingan (Atom)